Ayo Menerbitkan Buku!
Belajar Menulis Angkatan 14
Resume Kuliah Online WAG (Senin, 6 Juli 2020)
Narasumber : Bp Edi S.
Mulyanta
Penulis Resume : Sih
Anwar Suryono, S.Pd
Ayo Menerbitkan Buku!
Materi kuliah daring yang disampaikan bapak Edi malam
ini berbeda dengan materi-materi pada kelas sebelumnya. Jika pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya berbicara tentang tata cara penulisan, malam ini diajarkan bagaimana
cara menerbitkan buku. Hal ini dikarenakan narasumber pada kuliah malam ini didatangkan dari Andi
Offset, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitan
buku.
Pada kesempatan kali ini pak Edi menyampaikan dengan
balak-blakan semua yang berkaitan
dengan dunia penerbitan dari hulu hingga hilir. Seperti yang terjadi pada
banyak perusahaan, dunia penerbitan juga menghadapi sesuatu permasalahan akibat dari
pandemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya. Tidak bisa kita pungkiri, pandemi
saat ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya
terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup
signifikan.
Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang
tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya, dengan tujuan utamanya mencari
keuntungan dari penjualan buku. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko
buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah
menjadi suatu ekosistem yang khas.
Pada
bulan Januari 2020 hingga Februari 2020 omzet Toko buku masih sangat normal,
dan tidak ada tanda-tanda terjadinya “malapetaka”. Pengumuman adanya WNI terpapar
virus corona di awal Maret lalu merupakan embrio dari badai besar yang
menghantam dunia bisnis. Terlebih setelah berlakunya PSBB di beberapa daerah,
dengan otomatis toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan
bisnisnya di sisi pit stop, artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan
terhenti di pit stop menjadikan omzet anjlok
hingga 80-90% penurunannya. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi
buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit.Akibat
dari pandemi ini banyak rencana dibatalkan ataupun ditinjau ulang, banyak
kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya melaju cepat di gigi 5,
mendadak harus mengerem dan mengganti gigi persneling paling rendah yaitu 1. bahkan
terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat keadaan.
Di permulaan era new normal ini secercah harapan
muncul, setelah beberapa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan
mencoba berani untuk bergerak. Di bulan juni-juli, Gramedia sebagai outlet toko
buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di 80% di seluruh
Indonesia, berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk kembali
menghidupkan mesin-mesin pencetak tanpa perlu menunggu terlebih dahulu keadaan
menjadi lebih pasti.
Belajar dari pengalaman pak Edi dan kawan-kawan, identifikasi
tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Tema-tema yang up to date mengenai virus corona, telah ditebar ke penulis-penulis sebelumnya,
sehingga bahan-bahan buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat didapatkan.
Dalam keadaan seperti ini kesiapan penulis dalam menuliskan materi dalam sebuah
buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan
masih sulit ditemukan.
Banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi
penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak
diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi,
eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian
tertentu. Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu
berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang
dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada
distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Berkaca dari tulisan di atas, kelas menulis daring WAG
yang dikelola Om Jay ini tentunya merupakan kegiatan latihan menulis yang luar
biasa bagus dan diharapkan dapat mencetak
penulis-penulis yang mampu menjawab tantangan dari penerbit. Kelas ini menyiapkan
keahlian peserta dalam mengungkapan apa yang dipikirkan, ke dalam tulisan yang
dibaca, diinterpretasi oleh pembaca.
Masih menurut pak Edi, semua perlu proses, latihan,
dan kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana
latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu
latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kalai
sehingga bapak ibu akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam
tulisan. “Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih
menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk bapak ibu mulai menulis,
karena di dalam blog... tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak
tulisan yang bapak ibu tawarkan.” Paparnya.
Penerbit akan selalau melihat sisi ekonomi dalam
setiap tulisan yang masuk, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh
bisnis semata. Sehingga terkadang tulisan yang luar biasa, tidak terlihat oleh
penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing
processnya. Maka penulis perlu mencoba melihat visi misi penerbitannya.
Kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best
sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller. Meskipun tidak
ada buku best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku
yang laku keras adalah buku yang blessing.
Dari berbagai pengalaman penulis senior, komunitas
senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Pejuang
literasi yang puritan seperti Om Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya
penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit,
akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter
sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit.
Yang hendaknya dilakukan penulis pemula yaitu
1. Memulai tulisan dengan tema yang disukai dan betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman.
2. Jika sudah
Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang
dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline
tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia
pembaca, gender, pendidikan, dll).
3. Jangan lupa
berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Boleh sedikit "Ngecap"
supaya penerbit tertarik dengan tulisan kita. Penerbit biasanya agak sedikit
kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang berlum terekam
di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu diberi perhatian, untuk
menyadarkan penerbit akan tema yang kita angkat dalam tulisan ibu.
4. Tulislah rencana
penulisan dengan target market yang dituju, syukur-syukur ditawarkan rancangan
pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal
sebelumnya.
Kemungkinan ke depan buku-buku akan disalurkan ke
media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang
jumlahnya. Ke depan media-media selain
buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan
baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Di akhir kelas ini pak Edi mengajak kami untuk tetap
mendokumentasikan pencarian keilmuan dengan dokumentasi yang terstruktur,
pembaca akan dapat mewarisi ilmu tersebut bahkan mengembangkannya di kemudian
hari. Ilmu yang kita sampaikan akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan
jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi dalam
bentuk buku akan dikirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit, yang
dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang, akan
dapat menelusuri jejak langkah dokumentasi kita dalam bentuk tulisan dan menuju
keabadian.
Bagaimana sobat, siap menerbitkan buku?
Mantap Pak resumenya👍👍👍
BalasHapusTerima kasih kunjungannya Pak
HapusEh Bu Prapti, maaf... saya baca yang nama belakang, maaf
Hapusgood job Sr. mampir ya ke https:///ciciswediatriana.blogspot.com/
BalasHapusterima kasih kunjungannya Bu
HapusAyo semangat terbitkan buku mu
BalasHapusAyo Bu, semangat... heheee...
Hapusterima kasih kunjungannya BU
Semangat Pak ..smg bisa menerbitkn buku ...selamat dan salam sukses
BalasHapusamin. terima kasih kunjungannya Bu
HapusAyo terbitkan buku,sama sana yok
BalasHapusterima kasih kunjungannya Bu, lanjut!!!
Hapus